Gubernur Sumbar Rapat Secara Virtual Dengan Denagn Forum peneilai PPD (Poto :Diskominfotik) |
Capaian nilai tukar
pertanian di Sumbar sepanjang tahun 2021 dinilai cukup baik. Dimana pemerintah
provinsi berhasil mencatatkan peningkatan nilai tukar petani sebanyak 7,5%. Hal
ini berarti selisih modal dan hasil produksi pertanian tumbuh semakin besar,atau dengan kata lain penghasilan petani pun ikut meningkat pula.
Mahyeldi mengatakan 10% alokasi anggaran tersebut akan digunakan
diantaranya untuk optimalisasi sarana pendukung pertanian, minimalisasi resiko
gagal panen, irigasi, hingga bantuan bibit dan benih unggul. Sementara di
sektor hilir pemerintah menyiapkan langkah peningkatan efisien pengolahan paska
panen, distribusi, serta diversifikasi pangan dan usaha produktif pertanian
untuk memberikan nilai tambah hasil produksi.
Pada prakteknya upaya peningkatan ketahanan pangan ini menurut
Mahyeldi juga telah disinergi kan, baik dengan pemerintah kabupaten dan kota,
maupun pun provinsi-provinsi tetangga. Sehingga dari hulu hingga hilir, sektor
produksi, distribusi, hingga pasar yang akan menampung produk pertanian semua
sudah sejalan mendukung program unggulan Sumbar Madani tersebut.
"Inovasi 10% APBD pertanian ini, adalah dalam rangka
peningkatan penghasilan petani dan penguatan ketahanan pangan. Kita juga
maksimalkan lewat sinergitas dengan pemerintah di tingkat kabupaten dan kota,
provinsi tetangga, bahkan hingga ke luar negeri juga, lewat jaringan diaspora
Minangkabau," terangnya.
Menanggapi paparan Gubernur, Tim Penilai PPD, Roberts Na Endin
Jaweng dari Ombudsman memberi kan apresiasi atas inovasi pertanian yang
dilakukan Pemprov Sumbar, terutama dengan adanya kontribusi perantau dalam
keikutsertaannya membangun Sumatera Barat.
"Inilah salah satu kelebihan Sumbar, inovatif dalam penguatan
pertanian dan UMKM, hal ini tidak terlepas dari kultur dan tradisi spirit
wirausaha sangat kuat. Ini adalah modal sosial Sumbar," puji Robert.
Lebih lanjut ia menyarankan, agar kontribusi rantau, khususnya
para pelaku usaha yang ia sebut sebagai modal sosial Sumbar itu terus
ditingkatkan, utamanya melalui pendekatan yang bersifat integratif. Karena
menurutnya, bicara pembangunan daerah sedikit banyak pasti berkaitan dengan
pelaku usaha. (ZD)