Agam.( SUMBAR),CR-Gugus Depan (Gudep) Ambalan Penagak Rumah Gadang Pramuka SMA Negeri 1 Matur kabupaten Agam Sumatera Barat, menggalang donasi bantuan gempa Pasaman dan langsung mengantarkan kepada warga yang membutuhkan ke Jorong Tabek Sirah Talu di Talu, Senin (7/3/2022)Gude Pramuka SMA Negeri 1 Matur kabupaten Agam Sumatera Barat
serahkan Batuan utu Korban Gempa Pasamn
(Poto Syrianto )
Kamabigus Ambalan Penegak Rumah Gadang SMAN 1 Matur Haswir, S.Pd saat melepas tim pramuka didamping pembina pramuka Elvi Nazli,S.Pd bersama anggota pramuka menyebutkan bahwa bantuan yang diberi dan diantar merupakan insiatif pengurus gudep bersama keluarga besar OSIS SMAN 1 Matur.
Bantuan yang diberikan berupa sembako, pakaian latak pakai, makanan siap saji kebutuhan anak-anak dan keperluan lainnya yang telah disampaikan wali jorong Tabek Sirah Nagari Talu.Pembina pramuka SMAN 1 Matur, Elvi Nazli menyebutkan bahwa bantuan yang dikumpulkan anggota pramuka dan OSIS SMAN 1 Matur kita serahkan langsung ke wali jorong Tabek Sirah Talu.
Bantuan yang diantarkan lwat Panti. Bila jalur Panti menuju Jorong Tabek Sirah Talu aman dan lanar, maka bantuan tersebut kita antarkan langsung ke posko jorong Tabek Sirah, kata Elvi Nazli.
Berdasarkan informas wali jorong dan warga Tabek Sirah Anton menyebutkan selama Pascagempa yang mengguncang Pasaman Barat pada Jumat (25/2) lalu, hingga hari ini masih terdapat titik-titik pengungsian yang minim bantuan. Salah satunya adalah Jorong Tabek Sirah, Nagari ⁰, Kabupaten Pasaman Barat.
Anton berharap, distribusi logistik yang dikirimkan dari luar daerah Pasaman Barat juga dapat disalurkan ke lokasi pengungsian di Jorong Tabek SirKami masih menunggu, mana tau masih ada rezeki kami yang akan disalurkan," ujarnya.
Bahwa minim bantuan logistik, informasi dari Anton, saat ini akses jalan dari arah posko utama di Simpang Ampek Pasaman Barat juga terputus akibat longsoran badan jalan.Jalan dari Simpang Ampek putus, sekarang badan jalan cuma tersisa satu meter. Akses jalan kesini sekarang cuma lewat Panti," kata Anton.
Kondisi pengungsian semakin diperparah dengan putusnya aliran listrik hingga hari ini semenjak gempa 6,1 Skala Richter itu mengguncang Pasaman Barat, demikian ditambahkan Anton. (Syafrianto)