Kepala
Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Sumbar, Suryadi Eviontri menyampaikan
kegiatan pelatihan Jitu Pasna ini bertujuan melatih sumber daya manusia (SDM)
yang profesional. Terutama dalam menghitung, mengkaji, dan membuat dokumen
kebutuhan pascabencana.
Suryadi
menjelaskan, Bimtek Jitu Pasna ini telah dilakukan sejak 2017 lalu. Totalnya sudah
960 aparatur nagari (desa) atau kelurahan yang ikut bimtek ini dari sekitar
1.400 nagari di Sumbar. Kemudian Jitu Pasna sudah melahirkan 42 angkatan dari
berbagai unsur instansi, baik pemerintahan maupun swasta.
"Jitu
Pasna 2021 ini tahun keempat sejak 2017 lalu. Tahun 2021 tidak dilaksanakan
karena pandemi COVID-19. Hngga saat ini sudah 42 angkatan, dengan ratusan orang
nagari yang dilatih," kata Suryadi, Senin (6/9/2021).
Dikatakan
Suryadi, Bimtek Jitu Pasna ini bertujuan melatih peserta agar mampu membuat
dokumen pengkajian kebutuhan pascabencana. Mulai dari data, hingga menyusun
dokumen yang bisa dijadikan patokan terkait kebutuhan pascabencana yang lebih
cepat dan akurat.
Menurutnya,
semakin cepat dokumen disusun, tentu akan semakin cepat pula kebutuhan
pascabencana diserahkan pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB). Pasalnya, data yang disusun tim Jitu Pasna ini akan menjadi
patokan penyerahan bantuan.
"Jadi
dengan banyaknya yang sudah Bimtek Jitu Pasna ini, kita harap data yang didapat
semakin cepat dan valid. Sebab dari masyarakatlah kita tahu data yang
sebenarnya, bukan lagi menerka-nerka," ujarnya.
Diketahui,
kegiatan Jitu Pasna 2021 ini akan dilaksanakan 8 angkatan. Khusus untuk
angkatan 1-4 telah dilaksanakan sejak 6 September hingga 16 September 2021
nanti. Terdiri dari BPBD Provinsi, kabupaten /kota, aparatur nagari (desa),
kelurahan relawan peduli bencana, dan jurnalis peduli bencana.
"Dari
tanggal 6-16 itu untuk empat angkatan. Setidaknya 60 orang jurnalis dari berbagai
media massa yang dilibatkan," imbuhnya. ((* /CR))