Padang - CR (SUMBAR) Isak
tangis Rita (39) pecah ketika ketua TP PKK Kota Padang Harneli sampai dirumah
wanita tangguh berprofesi sebagai pemecah batu. Perempuan itu tidak menyangka,
istri orang nomor satu di Kota Padang itu datang kerumahnya. Beralaskan tikar
merah, ibu tiga anak itu menceritakan kesehariannya kepada Harneli, bagaimana
ia mencari nafkah memenuhi kehidupan sehari-hari.
Mencari batu ke sungai dan memecahkannya, profesi
ini memang lekat dilakukan oleh seorang laki-laki. Sebab pekerjaan ini sangat
berat dan pastinya sangat melelahkan. Bagaimana tidak, setiap hari harus
mencari dan membawa batu dari sungai, kemudian dipecahkan satu persatu.
Kendati demikian tidak menyurutkan semangatnya
untuk mencari rezeki yang halal. Ia memutuskan untuk menjalani pekerjaan
tersebut lantaran pekerjaan sebelumnya sebagai pelayan rumah makan tidak
mendapatkan hasil yang memuaskan.
Rita memiliki tiga anak, Dedek Fitria (15),
Febriansa Riska (10), Seno Pati (9) dan ibunya (65). Berbeda dengan kedua
kakaknya (Dedek dan Febriana). Seno hanya bisa terbaring dilantai karena
terkena penyakit kejang dan ibunya terkena penyakit stroke.
Setiap hari ia harus membawa martil seberat 10 Kg
ke sungai Ulu Gadut untuk memecahkan batu. Berangkat pagi lalu kembali siang
hari untuk mengasih ibu dan anaknya makan. Lalu ketika panas mulai teduh
kembali ke sungai hingga matahari tenggelam.
“Dulu saya bekerja sebagai pelayan rumah makan,
karena pekerjaan itu membutuhkan waktu lama dan jauh dari rumah, maka saya
putuskan untuk berhenti, ibu sakit dan anak bungsu saya (Seno) juga tak bisa
berjalan,” sebutnya dihadapan Istri Wali Kota Padang Mahyeldi itu, Sabtu
(18/05/2019).
Ia mengaku, menjadi pemecah batu bukanlah hal
yang mudah. Ia sempat kesulitan pada awal pekerjaan terebut lantaran mencari
langganan dan tidak setiap hari orang memesan batu. Meski pendapatamnya tak
seberapa, namun itu harus dilakukan untuk biaya anak sekolah dan biaya hidup
sehari-hari.
“Harga batu satu mobil Colt Diesel itu Rp.
80.000, biasanya saya kumpulkan selama dua hari. Jadi penghasilannya Rp. 40.000
perhari. Kesulitan yang saya alami ketika sungai mengering sehingga batu tidak
ada yang hanyut,” tambahnya.
Selain hanya mencukupi kebutuhan pokok
sehari-sehari. Rita juga terkendala dengan biaya perbaikan rumah. Rumah yang ia
tempati itu atapnya sudah mulai rapuh dan kuda-kuda rumahnya sudah lapuk.
“Ketika hujan, atap sering bocor dan kami harus
pindah ke rumah tetangga untuk berteduh,” jelasnya.
Rita yang sudah berpisah dengan suaminya sejak
lima tahun, berharap, Pemerintah Kota Padang dan TP PKK Kota Padang bisa
mencarikan solusi perbaikan rumah, biaya sekolah dan pengobatan ibu serta
anaknya.
“Kalau bisa jangan jadi pemecah batu, pekerjaan
ini berat dan dilakukan kebanyakan laki-laki’, misalnya berdagang, sekalian
bisa menjaga anak dan ibu yang sedang sakit,” katanya.
Gayungpun bersambut, Ketua TP PKK Kota Padang itu
mengaku kunjungannya ke rumah Rita untuk melihat langsung kondisi Rita bersama
anak-anaknya. Sekaligus melihat rumah Rita yang sudah tidak layak huni itu.
“Kita tahu kondisi Rita ketika peringatan hari
Kartini kemaren. Untuk itu kita kesini melihat secara langsung,” ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan, pada Ramadhan 1440 H,
Pemko Padang dan Baznas Kota Padang akan melakukan bedah rumah dan rumah-rumah
tersebut ditargetkan selesai dibedah sebelum Hari Raya Idul Fitri.
“Saya ingin secepatnya rumah ini dibedah. Kita
akan koordinasikan dengan Baznas Kota Padang, tapi rumah ini berada di kawasan
PT. Semen Padang, maka perlu berkoordinasi dengan PT. Semen Padang, baru bisa
melakukan bedah rumah,” jelasnya.
Ia menambahkan, setelah rumah ini selesai
diperbaiki nanti akan dibuatkan kedai kecil-kecilan didepan rumah, sehingga ia
bisa berjualan sambil menjaga ibu dan anaknya yang sedang sakit,” tambah
Harneli yang kerap dipanggil Umi itu.
Senada dengan itu, Kepala DP3AP2KB Heryanto
Rustam mengatakan, program yang digagas TP PKK Kota Padang ini merupakan
program pemberdayaan perempuan. Di kota Padang ini banyak perempuan-perempuan
tangguh menjadi tulang punggung keluarga. “Ada yang jadi tukang sayur, tukang
buah dan ada yang berjualan dipasar,” jelasnya.
Ia menambahakan, sejauh ini kegiatan seperti
telah dilakukan tiga kali. “Kita beri apresiasi berupa Tabanas dan bantuan
terhadap wanita tangguh itu,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, ketua TP PKK Kota
Padang juga mengadakan buka bersama di rumah Rita. Hadir dalam kesempatan
tersebut, Kepala Dinas Kesehatam Kota Padang Fery Mulyani, Camat Lubuk Kilangan
Yal Masri.
(tim humas)
Tags:
Padang