Padang (Sumbar ),CR-Sektor pertanian masih memberikan peranan yang cukup penting (22,27%) struktur ekonomi wilayah Sumatera. Penentuan komoditas unggulan menjadi penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah. Untuk mengetahui komoditas sektor pertanian apa saja yang unggul di wilayahSumatera, dan bisa dikembangkan dan di lakukan lah penelitian oleh beberpa pkar pertanian. dan hasil penelitian menunjukkan komoditas unggulan sektor pertanian diwilayah Sumatera pada subsektor tanaman pangan adalah padi (1,2069), Kedelai(1,6451), Kacang Tanah (2,6188), Kacang Hijau (1,3934), dan Ubi Jalar (3,0327dengan wilayah potensial meliputi Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu,Kepulauan Bangka Belitung, dan Kepulauan Riau. Hortikultura yang unggul terdiridari Alpukat (1,5469), Duku/Langsat (1,3784), Durian(1,6383), Jambu Biji (1,2007),Mangga (1,9773), Manggis (1,5914), Pepaya (1,1379), Rambutan (2,1190) dan Sawo(1,5509).
Hampir seluruh wilayah di Sumatera unggul
untuk pengembanganhortikultura, kecuali Provinsi Sumatera Selatan dan Lampung.
Perkebunan yangunggul meliputi Karet (1,3440), Kelapa (4,5017), Kopi (1,7280),
dan Tembakau(1,7506) dengan wilayah unggulan meliputi Aceh, Sumatera Barat,
Sumatera Selatan,Lampung dan Kepulauan Riau. Hutan yang unggul adalah hutan
lindung (1,0966), danhutan suaka alam dan peletarian alam (1,2638) dengan
wilayah unggulan SumateraUtara, Sumatera Barat, Riau dan Bengkulu. Subsektor
peternakan yang unggul meliputiAyam Pedaging (1,0681), Sapi(1,0313), dan
Kambing (1,0205) dengan wilayahunggulan Aceh dan Sumatera Utara. Subsektor
Perikanan dengan komoditas unggulanmeliputi perikanan laut (1,0592), budidaya
laut (1,2843), kolam (1,0015) dan sawah(1,2841) dengan wilayah unggulan terdiri
dari Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampungdan Kepulauan Riau.Kata Kunci : Basis,
Non Basis, Pertanian
Sumatera Barat menjadi
sentra manggis terbesar nomor 2 setelah Jawa Barat yang produksinya 42.122 ton
atau 26 persen dari produksi nasional. Sementara, produksi manggis se-Sumatera
pada 2017 mencapai 65.372 ton atau 40 persen dari produksi nasional. Untuk
2018, prognosa produksi manggis sebesar 166.725 ton, naik 3 persen dari 2017.Hal ini
terungkap saat dilakukan pelepasan ekspor perdana buah manggis ke China dari
Sumbar, yaitu di Kabupaten Lima Puluh Kota, Selasa (10/3),oleh Menteri
Pertanian Andi Amran Sulaiman.Amran mengungkapkan prediksi ekspor manggis di
tahun 2018 mencapai 60.000 ton atau naik 553 persen dari 2017 yang hanya 9.167
ton. Ekspor ini merupakan 38 persen dari total produksi manggis nasional 2018
sebesar 166.725 ton.
"Menariknya, dari 10 eksportir, baru
pertama kali ini eksportir dari Sumatera Barat, sehingga perlu dicontoh daerah
lain. Hari ini kita buktikan, berkat kemajuan teknologi yang kita hasilkan
sendiri, kita tingkatkan lagi ekspor. Ekspor komoditas hortikultura ke berbagai
negara," ungkap Mentan.
Sentra produksi manggis di Indonesia sendiri, dikatakan, tersebar dari Sumatera sampai Nusa Tenggara Barat. Pada 2017, produksi manggis Sumatera Barat mencapai 34.422 ton atau 21 persen dari produksi nasional 161.751 ton.Peluang ekspor manggis ke China sendiri baru dibuka kembali setelah empat tahun sejak dikeluarkannya larangan impor komoditas manggis dari Indonesia.
Sentra produksi manggis di Indonesia sendiri, dikatakan, tersebar dari Sumatera sampai Nusa Tenggara Barat. Pada 2017, produksi manggis Sumatera Barat mencapai 34.422 ton atau 21 persen dari produksi nasional 161.751 ton.Peluang ekspor manggis ke China sendiri baru dibuka kembali setelah empat tahun sejak dikeluarkannya larangan impor komoditas manggis dari Indonesia.
Tercatat, berdasarkan data BPS, nilai ekspor
manggis ke China pada tahun 2012 mencapai 8.200 ton dengan pangsa pasar 18,84
persen dan menjadikan China sebagai pasar ekspor manggis terbesar Indonesia.Di tempat yang sama, Wakil Gubernur Sumatera
Barat Nasrul Abit mengapreasisi tekad Kementan melalui Direktorat Jenderal
Hortikultura yang menjadikan buah manggis sebagai komoditas unggulan tropis.
Untuk ini, katanya, diperlukan perhatian secara serius oleh pemerintah daerah
sebagai penentu kebijakan ditingkat daerah.Dijelaskan, ada delapan kabupaten/kota yang
ditetapkan sebagai daerah kawasan manggis di Sumbar yaitu Kabupaten Limapuluh
Kota, Tanah Datar, Solok Selatan, Pesisir Selatan, Sijunjung, Padang Pariaman,
Agam dan Kota Padang.
Di tempat yang sama Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan
Perkebunan (TPHP) Sumbar Candra juga menyatakan bahwa Sumbar merupakan salah
satu provinsi yang mengandalkan ekspor dari komoditas pertanian karena
komoditas perkebunan Sumbar seperti kelapa sawit, karet, kakao, gambir, dan
kopi merupakan komoditas yang menyumbang terhadap pertumbuhan perekonomian di
Sumbar.Untuk target pasar manggis, katanya, sangat
luas. Candra optimis menyebutkan bahwa berapapun produksi manggis Sumbar bisa
diserap pasar internasional. Kendalanya hanya pada permasalahan persyaratan
dari karantina.
“Mereka terlalu ketat dengan bahan-bahan
kimia. Contohnya, mungkin perlakuan kita pada on farm di tingkat
petani, mulai dari berproduksi sampai selesai untuk ekspor, tidak ada
mengondisikan komoditas terkontaminasi bahan kimia. Tapi ketika diekspor, bisa
jadi ada dari para eksportir yang mungkin karena ketidaktahuan memberi tambahan
bahan kimia untuk pengamanan agar komoditas tidak rusak sepanjang perjalanan.
Ini kemudian jadi temuan di negara tujuan,” Candra mencontohkan.
Candra optimis, Sumbar bisa ekspor manggis
secara langsung dan tidak akan mengalami kendala yang begitu berarti terkait
proses produksi. Ini mengingat manggis tidak punya banyak potensi diserang hama
penyakit selain masalah getah kuning yang muncul jika ketersediaan air tidak
mencukupi di tempat bertanam manggis.
“Masalah manggis itu hanya getah kuning.
Masalah getak kuning terkait dengan ketersediaan air, irigasi. Jadi walaupun di
daerah kering ditanam, tapi tetap ada hujan dan tidak terlalu kering, manggis
tetap bisa tumbuh dengan baik. Jika area terlalu kering, barulah muncul getah kuning
di buah. Buah yang seperti ini ditolak oleh eksportir. Ini perlu dipahami,”
tuturnya.Direktur Utama PT Bumi Alam Sumatera Anggri
Purnama Agung dan Direktur Kerjasama Antar Lembaga Muhammad Bayu Vesky dalam
keterangan persnya mengatakan ,”Biasanya, perusahaan kami mengirim manggis ke
Malaysia via Dumai. Di sana (Malaysia dan Thailand,-red), produk kita ganti
label.Produk manggis yang diekspor berasal dari
rumah kemas PT Bumi Alam Sumatera, berasal dari area Sawah Laweh, Nagari
Tungka, Situjuah Limo Nagari, Limapuluh Kota, Sumatera Barat (D).
Tags:
pariwara