CAHAYAREALITA.com - Siaga Satu Timnas Indonesia U-19 vs Jepang di Piala Asia 2018, Pertandingan perempat final Piala Asia U-19 2018 menghadapi Jepang tak ubahnya sebagai laga final bagi Timnas Indonesia U-19 yang menargetkan tiket ke Piala Dunia U-20 2019.
Dengan melaju ke semifinal, skuat Garuda Nusantara dipastikan berlaga di putaran final Piala Dunia U-20 untuk kali kedua setelah tahun 1979.
Anak asuh Indra Sjafri dipastikan akan menghadapi tim muda Samurai Biru yang tampil sebagai tim paling produktif dalam fase grup. Masanaga Kageyama mencetak 13 gol dari tiga laga.
Kemampuan Jepang memperagakan permainan ofensif dapat dikuasai secara merata. Dalam laga terakhir menghadapi Irak tiga gelandang Yuta Taki, Taichi Hara, dan Kyosuke Tagawa menjadi motor serangan Timnas Jepang. Sementara dalam dua laga lain peran inisiator serangan ditempati Taisei Miyashiro, Hiroki Abe, serta Takefusa Kubo yang menampilkan aksi menawan.
Umpan pendek, kombinasi satu-dua, dan gerak tipu dalam kolaborasi di ruang sempit menunjukkan kematangan bermain Jepang.
Delapan pemain yang masuk dalam daftar pencetak gol juga menjadi bukti kepiawaian para pemain memaksimalkan peluang dari berbagai kondisi.
Timnas Indonesia U-19 yang acap bermain menguasai bola pantas waspada dengan kemampuan Jepang melakukan serangan balik atau merebut bola dari penguasaan lawan.
Transisi dari situasi bertahan ke menyerang yang diperagakan Jepang begitu efektif dan efisien. Menurut pengamatan CNNIndonesia.com dalam laga antara Jepang dan Irak, Kubo dan kawan-kawan hanya membutuhkan waktu sekitar lima detik dari mode bertahan ke mode menyerang hingga masuk ke jantung pertahanan lawan.
Dari 13 gol yang dilesakkan Jepang, tidak ada satu cara yang dominan. Bermain secara melebar atau di tengah lapangan sama-sama bisa menghasilkan gol. Tak hanya mampu memanaatkan umpan matang di dalam kotak penalti, akurasi tembakan dari jauh juga layak diperhitungkan. Selain itu Jepang bisa memanfaatkan situasi bola mati, baik tendangan bebas atau sepak pojok.
Sementara menurut statistik yang dirilis situs resmi konfederasi sepak bola Asia, Jepang lebih sering memanfaatkan sisi kiri, setelah itu diikuti sisi kanan dan tengah.
Tiga gol yang bersarang dari tiga laga yang dilalui di fase grup menyiratkan Jepang masih memiliki kelemahan yang bisa dieksploitasi. Dua dari tiga gol lawan dilesakkan melalui serangan cepat lawan, sementara satu gol lain yang bersarang di gawang Jepang berasal dari serangan sayap.
Bermain cepat dan memanfaatkan sayap adalah gaya yang sudah diperagakan Timnas Indonesia U-19 dalam setiap pertandingan, sehingga Egy Maulana Vikri dan kawan-kawan masih memiliki peluang besar untuk mencetak gol.
Akurasi tembakan bebas Garuda Nusantara seperti yang ditunjukkan ketika menghadapi Qatar juga bisa menjadi cara alternatif menggetarkan gawang Jepang.
Menarik pula dinanti bagaimana Indra Sjafri yang selalu memanfaatkan 4-3-3 mempersiapkan skema untuk memenangkan duel di lini tengah menghadapi Jepang yang memainkan 4-4-2.